Bangkit untuk berjuang melawan penjajahan baru!

Jumat, 03 Desember 2010


Penjajahan baru di era globalisasi. Bentuk penjajahan ini tidak lagi diterjemahkan secara harfiah dalam arti sempit sebagai penjajahan fisik.

Neoliberalisme telah mempengaruhi tatanan kehidupan bermasyarakat di dunia. Indonesia pun tak luput dari cengkeraman neoliberalisme. Biyuh…!

Neoliberalisme bisa dikatakan sebagai liberalisme jilid 2. Negara-negara penganut paham tersebut mencoba untuk menanamkan pengaruhnya pada tatanan hidup masyarakat dunia. Dengan begitu mereka bisa mendapatkan pengikut yang siap mendukung setiap kebijakan mereka dan itulah keuntungan bagi mereka.

Tidak disangkal lagi bahwa negara-negara maju saat ini menekankan liberalisme di berbagai aspek kehidupan. Tidak tanggung-tanggung, mereka mencoba mengatur dunia dengan liberalisme walaupun dengan kemasan yang berbeda-beda.

Berbicara liberalisme, tentu kita sudah paham bahwa yang dinamakan liberalisme adalah mengedepankan kepentingan pribadi daripada kepentingan umum.

Nah… kalau sudah begini, apa yang terjadi? Ya! Timbul pertentangan dan kerusakan tatanan hidup masyarakat. Karena kepentingan pribadi, kepentingan umum tidak diperlukan lagi. Gampangnya kita istilahkan dengan elu elu gue gue…

Lain neoliberalisme lain neokapitalisme, walaupun intinya sama. Liberalisme…!

Neokapitalisme lebih fokus pada liberalisme perekonomian, dimana pemilik modal merupakan penguasa perekonomian. Kalau pemilik modal sudah seenaknya sendiri, bisa jadi perekonomian ambruk dengan mudah. Sudah terbukti man…

Coba tengok… krisis ekonomi global. Siapa lagi kalau bukan ulah para kapitalis yang seenak udele dhewe (semaunya sendiri red). Kalau sudah nggak menguntungkan, ditariknya lah mereka punya modal. Perekonomian dibiarkan ambruk begitu saja. Weleh weleh…

Hah! Walau begitu, masih ada saja yang mau ngebelain liberalisme? Udah jelas-jelas ngerusak tatanan hidup masyarakat, masih aja dipake buat pondasi kehidupan bermasyarat. Deuh… susah kalau ngeliat orang-orang yang ngeyel kayak gitu.

Apa saja yang digunakan para neolib untuk menanamkan pengaruhnya?

Banyak. Kalau mau jujur, dari ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sosial budaya sampai pertahanan keamanan pun bisa dipengaruhi. Lho kok bisa? Bisa!

Karena pada intinya, apa yang dianut oleh para neolib itu kan adalah mempertahankan kepentingannya. Agar mereka eksis maka mereka harus menguasai sumber daya sebanyak-banyaknya.

Nah lho… apa nggak sama saja dengan penjajahan namanya?

Lantas, apa yang harus dilakukan untuk melawan neoliberalisme?

Tidak ada pilihan lain, selain bangkit dan lawan! Seperti era perjuangan kemerdekaan Indonesia, bangsa Indonesia sadar bahwa mereka harus lepas dari belenggu penjajahan dan hidup mandiri.

Perjuangan ini tak lepas dari partisipasi generasi muda, karena generasi muda indonesia adalah penerus bangsa. Tanpa dukungan generasi muda maka perjuangan menjadi semakin berat.

Pesan moral : Bagi yang tidak ingin dikatakan sebagai seorang neolib yang bermental penjajah, tidak akan melakukan tindakan copy paste untuk kepentingan komersil pribadi. Lebih baik jika kita berdiskusi untuk mendapatkan solusi yang terbaik. Silahkan kirimkan e-mail anda ke nt4673@gmail. com

Tidak ada komentar: